Monday, May 12, 2008

Simak Pengakuan Apin, Korban SMS Santet!


Senin, 12 Mei 2008 | 21:11 WIB

TOBOALI, SENIN - Apin (19), warga asal Palembang mengaku terkena pesan singkat (SMS) santet. Pria yang baru sepekan berada di Dusun Air Banten (Telex) Desa Sadai, Toboali Kabupaten Bangka Selatan dan Mulyadi (17) temannya, Minggu (11/5) sekitar pukul 23.00 WIB saat berada di lokasi TI di Dusun Pulau Tinggi Desa Penutuk Kecamatan Leparpongok menerima SMS dari nomor pribadi. Setelah HP Nokia N70 dibuka terdengar suara aneh.

Demikian pula waktu panggilan telepon masuk yang kedua dengan masih menggunakan nomor pribadi itu, penelepon tak jua berbicara sehingga membuat jengkel dirinya dan secara spontan ia pun sempat mengomeli sang penelpon misterius tersebut.

"Waktu ketiga kalinya telepon masuk dari nomor pribadi itu, saya berdua dengan teman saya, Sandy dan Mul sempat mendengar ada suara binatang seperti suara bebek, tak lama kemudian ada suara teriakan wanita minta tolong. Tapi mendadak, sang peneleponnya ngomong kalau dia akan mencabut nyawa saya dan kemudian saya mendengar dia sedang membacakan mantera-mantera yang tidak jelas perkataannya," kata Apin yang terlihat masih pucat pasi karena trauma.

Dalam kondisi panik dirinya mencoba mematikan pembicaraan dengan menekan tombol merah pada bagian sisi kanan HP N70 itu. Tapi anehnya koneksi di ponsel itu tak mau kunjung putus. Bahkan saking paniknya, HP tersebut dibanting ke lantai.

"Rasanya waktu itu aliran darah di badan ini seperti tersedot melalui tangan saya ke handphone yang saya pegang. Saya sampai terduduk saking lemas untuk melawan tenaga dari HP yang mencoba seperti hendak menyedot aliran darah saya," ungkap Apin yang mengaku kini masuk angin.

Ternyata tidak warga Jebus dan Toboali saja yang menjadi korban santet lewat SMS atau HP, Cit warga Desa Penyak Kecamatan Koba juga sempat menjadi korban.

Berdasarkan informasi yang dihimpun harian ini, kejadian yang menimpa Cit tersebut terjadi pada Jumat (9/5) sekitar pukul 20.30 WIB. Saat itu Cit bersama temannya, Ghofur sedang duduk di ruang tamu rumah Cit, mereka sedang membicarakan tentang isu santet lewat SMS atau HP yang disebut-sebut nomor merah. Tiba-tiba HP milik Cit berbunyi karena ada yang menghubunginya, namun saat dilihat ternyata layar HP tersebut sudah berwarna merah. Ghofur sempat menyarankan agar telepon tersebut jangan diangkat sembari menuju kamar mandi.

Sebelum Ghofur sampai di kamar mandi, tiba-tiba ia mendengar suara Cit merintih kesakitan, Cit kejang-kejang seperti orang kena sengatan listrik sambil berteriak.

Karuan saja, warga Desa Penyak jadi geger, mereka beramai-ramai menuju rumah Cit untuk mengetahui apa yang terjadi. (Bangka Pos/abm/byo)


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Is it true??