Belum ada peneliti yang bisa memberikan penjelasan pasti. Misteri ini diperumit dengan cara penularan yang biasanya di bawah sadar. Ketika melihat seseorang menguap, hal itu menimbulkan keinginan kita untuk menirukan dan melakukannya, yang semuanya terjadi tanpa kita pikir.
Ternyata masalah yang sepintas terlihat sepele ini memancing rasa ingin tahu pemerintah Finlandia, yang membiayai studi pemindaian otak. Hasilnya membuktikan bahwa penularan umumnya terjadi tanpa disengaja. Diketahui pula penularan ini memotong sirkuit otak yang bertanggung jawab menganalisis dan menirukan tindakan orang lain.
Sirkuit ini disebut "sistem sel saraf-cermin" karena mengandung tipe sel otak khusus (neuron), yang menjadi aktif ketika pemiliknya melakukan sesuatu dan ketika dia merasakan orang lain melakukan hal yang sama.
Namun, dalam sebuah studi baru-baru ini, para ilmuwan dari Helsinki University of Technology dan Research Centre Julich, Jerman, tidak menemukan peranan sel ini dalam penularan kuap karena tidak terlihat aktivitas ekstra selama penularan kuap.
Penularan justru menonaktifkan wilayah periamygdalar kiri di otak. Makin kuat sukarelawan ingin menguap karena melihat kuapan orang lain, makin kuat deaktivasinya. "Penemuan ini adalah tanda penularan kuap secara neurophysiological," kata tim peneliti.
Terpisah dari mekanisme fisik otak penyebab penularan kuap, ilmuwan lain menduga fenomena ini adalah cara orang gua berkomunikasi. Penularan kuap membantu manusia purba mengkomunikasikan tingkat kewaspadaan kepada yang lain dan mengkoordinasi jadwal tidur.
"Sinkronisasi tingkah laku ini amat penting bagi kelangsungan hidup spesies dan bekerja tanpa pemahaman aksi, seperti gerombolan burung yang tiba-tiba ikut terbang ketika ada satu burung terbang sebagai peringatan adanya pemangsa," kata peneliti lainnya. livescience | world-science
|